Terkadang dan tak sengaja, pandanganku menemu burung-burung kecil berloncatan di dahan dan tangkai dedaunan pohon pilang di pekarangan. Daun dengan warna kekuningan dan bertangkai panjang. Mirip daun Waru. Tetapi ukurannya jauh lebih besar, mungkin 4 kali lebih lebar. Dengan berhias burung-burung berbulu abu-abu cerah, dan sedikit menampilkan lurik pada bagian sayapnya, pohon pilang nampak semakin memberikan keceriaan pada hari menjelang tengah siang.
Pilang, mungkin di lain daerah mempunyai nama tersendiri untuk menyebut pohon ini. Tentu bukan masalah, karena ini justru memperlihatkan betapa pohon pilang ini memiliki banyak julukan. Dengan batang yang tidak begitu besar, ia tampil dengan kulit batang yang agak berwarna putih. Pohon pilang biasa tumbuh liar, jauh dari rumah-rumah penduduk. Dan tak pernah ada cerita kapan ia ditanan dan siapa pula yang merawatnya. Ketika aku masih kanak-kanak, pohon-pohon ini sudah tumbuh besar. Dan memang jarang terdapat di desaku kala itu.
Sampai saat ini aku juga belum pernah mencatat cerita tentang kegunaan pohon ini, selain untuk kayu bakar. Yang pasti, pohon ini banyak terdapat sumber makanan bagi burung-burung kecil yang pernah hidup di desaku waktu itu. Mungki di sana ada ulat-ulat kecil, atau biji-biji buah pilang yang kecil-kecil. Atau bunga-bunganya yang tak cukup memiliki warna. Tetapi yang kutahu, burung-burung kecil suka berloncatan di dahan-dahan dan tangkai daun pohon pilang.
Jika suatu waktu, sahabat-sahabatku atau siapa saja menemu pohon ini, sampaikan salamku. Ia senantiasa mengingatkan tentang hari menjelang tengah siang. Tatkala aku pulang dari sekolah dasar. Meski aku berjalan sendirian menyusur jalan-jalan di tengah pekarangan, aku senantiasa menyempatkan untuk menikmati keindahan itu:
Burung-burung kecil yang berloncatan.
Daun-daun yang berayunan.
Angin yang bermain-main dengan hembusan ...............(didik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar